MERAH PUTIH SUDAH DITANCAPKAN DI PUNCAK BENUA AFRIKA

Rabu, 16 April 2008

Kamis, 11 April 2008, pukul 10.00 waktu Tanzania (14.00 WIB), pendaki utama Ekspedisi Indonesia Mendaki Tujuh Puncak Tertinggi di 7 Benua -Federasi Mountaineering Indonesia (FMI), Franky Kowaas, berhasil menancapkan bendera Merah-Putih di puncak tertinggi Benua Afrika, Mount Kilimanjaro (Uhuru Peak, 5.963 mdpl) di Tanzania.

Awal pendakian dilakukan dari Marangu Gate pada 8 April. Setelah melalui Horombo Hut, pendakian dapat mencapai Kibo Camp diketinggian 4.700 mdpl pada 10 April. Kibo Camp adalah titik untuk melakukan summit attack (mendaki ke puncak), tepat di kaki puncak Uhuru Kilimanjaro. Peralihan musim di bulan April menyebabkan keadaan gunung dihujani es dan salju sehingga menimbun jalur pendakian. Musim pendakian sudah berlalu dan keadaan gunung sepi dari para pendaki. Tetapi kondisi ini tidak melunturkan tekad dan semangat Franky dan tim untuk menuju puncak tertinggi benua Afrika itu.

Dalam pendakian, Franky ditemani Zacharia Minja dan Mani, keduanya adalah pendaki gunung kawakan Tanzania. Dari Kibo camp, pagi hari 11 April pukul 00.20, dibawah siraman hujan dan salju, ketiganya mulai melangkah mendaki menuju kawasan bersalju Gillmans Point. Cuaca tidak bersahabat. Salju setebal satu meter menutupi punggungan jalur ke puncak. Tetapi berbekal keterampilan dan pengalaman, mereka bertiga tetap melangkah maju.

Setelah lebih dari sembilan jam berjuang ditengah cuaca buruk, tepat pukul 10.00 waktu Tanzania (14.00 WIB) Franky Kowaas berhasil mencapai puncak Uhuru, Mount Kilimanjaro, diketinggian 5.963 mdpl. Bendera merah putih sebagai identitas bangsa dikibarkan Franky atas keberhasilan ekspedisi dalam mencapai puncak tertinggi Benua Afrika.

Perjalanan belum selesai. Pada hari itu juga dari puncak mereka turun ke Horombo hut (3.720 mdpl) dan tiba pukul 17.00. Setelah bermalam di Horombo,keesokan harinya (12/4) tim harus berjalan selama enam jam lagi untuk mencapai Marangu Gate (1980 mdpl) sebelum ke Arusha untuk kembali ke Jakarta.

Mont Kilimanjaro

Selasa, 12 Februari 2008

Konsep Subnetting

Rabu, 23 Januari 2008

Subnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di sekitar kita.

Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.

Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:

Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:

CLASS OKTET PERTAMA SUBNET MAS DEFAULT PRIVATE ADDRESS
A 1-127 255.0.0.0 10.0.0.0-10.255.255.255
B 128-191 255.255.0.0 172.16.0.0-172.31.255.255
C 192-223 255.255.255.0 192.168.0.0-192.168.255.255

Senin, 21 Januari 2008